Blog Dream of Love berisikan tentang Cinta, Informasi, Artikel keluarga dan Berita aktual terkini

Bagaimana cara agar klien jatuh hati pada bisnis yang kita tawarkan?


 Bagaimana caranya agar klien jatuh hati pada bisnis yang kita tawarkan? Klien adalah partner kerja yang ikut menentukan kesuksesan bisnis kita. tanpa klien bisnis kita tidak akan mengalami kemajuan pesat.



Dalam bisnis, aturan tidak tertulis tak hanya mencakup sepak terjang di kantor dan isi e-mail, tapi juga tata krama bicara terhadap kolega.
Bicara dengan atasan mungkin hanya seperlunya, dengan klien baru pun perlu menjaga jarak. Apapun alasan yang melatarbelakangi sikap Anda, mengetahui apa yang harus Anda katakan dan bagaimana seyogianya menjadi pendengar yang baik akan sangat membantu Anda berbincang secara menyenangkan, menjalin jejaring sosial, membangun karier yang lebih cemerlang sekaligus membuka peluang bisnis yang menjanjikan.
Begitu seseorang merasa nyaman dengan Anda, Anda pun akan merasakan kenyamanan yang sama, hingga pencapaian tujuan akan berjalan alamiah. Perbincangan bisnis yang menyenangkan tak hanya membantu Anda memperoleh apa yang diinginkan, tapi juga memastikan Anda menuai respek. Hal-hal dasar apa saja yang perlu diperhatikan dalam perbincangan bisnis?

Bersikap Formal
Sikap dasar ini tampak sepele, padahal pengaruhnya penting.
Mulailah dengan berjabat tangan saat berkenalan atau dikenalkan pada seseorang. Panggillah yang bersangkutan dengan sebutan formal, yakni Bapak, Ibu, atau sebutan apa pun yang paling pantas sampai ia membolehkan Anda menyebut nama panggilannya.
Jika pembicaraan bisnis berlangsung melalui telepon, cairkan ketegangan dengan terlebih dulu menyebutkan nama depan Anda dan begitu Anda mendengar namanya disebut, jangan langsung melupakannya. 



Pentingnya Mengingat Nama
Mengingat nama seseorang merupakan petunjuk penting bahwa Anda menghargainya. Jadi, apapun caranya, upayakan agar nama rekanan bisnis tersimpan dalam bank memori Anda. Cara termudah mengingatnya adalah menyebut namanya saat mengawali pembicaraan ataupun dengan mengenalkannya kepada rekanan lainnya. 


Jangan Mengunyah
Selama pembicaraan berlangsung, tetaplah bersikap formal dan sebisa mungkin hindari mengunyah permen karet, berbicara saat mulut penuh oleh makanan atau meneguk minuman selagi belum tuntas mengucapkan kalimat. Jika terpaksa, mintalah maaf sejenak untuk mengunyah atau menghabiskan makanan tersebut sebentar. Yang pasti, suapkan hidangan sedikit demi sedikit ke dalam mulut dan jangan sampai memenuhi sendok makan. 



Ucapkan Terima Kasih
Saat pembicaraan menjelang berakhir, jangan lupa mengulurkan jabat tangan penutup, menyebutkan namanya kembali, sambil bertukar kartu nama. Dengan tetap bersikap formal lewati setiap tahap dalam pembicaraan dengan memperlihatkan keseimbangan antara rasa percaya diri dan sikap bijak.
Saat Anda mengakhiri pembicaraan telepon pun, pastikan Anda tak lupa mengucapkan terima kasih kepada si penelepon atas waktunya dan pastikan hubungan akan berlanjut dengan pembicaraan selanjutnya atau perjumpaan langsung bila memungkinkan.


Pilih Topik Aman
Seperti halnya berada dalam persidangan, apa yang Anda katakan dapat digunakan untuk menyerang balik Anda. Jadi, hati-hati!
Pembicaraan bisnis sama sekali tidak melibatkan unsur emosi, hingga seharusnya memang bebas dari aspek dramatis. Hindari topik agama dan uang yang berisiko memancing emosi dan mengundang perdebatan sengit.
Jika klien menggiring Anda ke topik panas ini, jangan mudah terpengaruh. Tetaplah berpegang pada prinsip Anda dan abaikan komentar-komentar yang muncul. Untuk menghindari seseorang bicara semakin keras dan emosional, cobalah bicara kepada mereka dengan nada rendah guna mencairkan suasana.
Jadi, angkatlah topik di luar dunia bisnis yang tidak mengundang provokasi berupa perdebatan atau kekasaran. Di antara para profesional, topik favorit antara lain olahraga, peristiwa aktual, latar belakang pribadi, dan tentu saja dunia kerja yang memang memberi kesan cerdas. Akan tetapi biasanya orang berusaha mencari sesuatu yang berbeda dengan keseharian mereka sebagai bentuk penyegaran.
Kalaupun pembicaran seputar dunia kerja dijadikan pilihan, pastikan Anda tidak menggosipkan atasan ataupun sesama rekan kerja. Kecuali kalau Anda memang punya berita positif mengenai mereka. Kalau Anda berpegang pada hal-hal tersebut, Anda tak perlu merasa khawatir bakal tergelincir pada pilihan topik yang salah yang gampang berkembang menjadi gosip yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. 


Jangan Terlalu Banyak Bicara
Interaksi bisnis yang berkualitas juga membutuhkan percakapan yang mengalir secara sehat. Jadi, meski Anda doyan mengobrol, lebih baik tahan dulu. Jangan sampai Anda mendominasi pembicaraan atau menjadi seseorang yang berbuat hal serupa namun tidak menyadarinya.
Guna menghindari jebakan semacam itu, bangun lingkungan yang terbebas dari gumaman tak berkesudahan. Kalau Anda mendapat pertanyaan, contohnya, perkirakan jawaban yang Anda berikan tak lebih dari 60 detik. Namun jangan pula kelewat pelit. 


Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan bisnis bagi para pembaca. Aamiin 








                                                                                                  Sumber: Tabloid Nova

No comments:

Post a Comment