Halus sinarmu rambati sanubariku
Antara ada dan tiada, kutunggu rasa itu datang dan berlalu
Perlahan kuusap wajahmu dengan tatap senduku
Hatiku berontak ingin berteriak
Pada langit
Pada laut
Pada gunung
Pada kokoh dinding gua yang dipenuhi gulita
Ingin kuselami sendiri
Tatapmu yang tak pernah kumengerti
Biarkan hatiku bebas berkelana
Menembus jiwa-jiwa yang tak pernah nyata
Kutepis galauku pada angan maya
Kualirkan rinduku pada riak udara
Disudut dunia ini, aku menatapmu jauh
jauh.......
tanpa pernah tergapai
meski kau dihadapanku
Sesaat setelah kau beranjak dari hadapanku
Tinggalkan wangi bunga yang racuni panca inderaku
Lantas meresap ke dalam jiwaku
Kautinggalkan jejak di hatiku
Hingga sadarku terbius oleh anggunmu
Dan aku masih saja terbuai
Oleh sajak yang kaukirim lewat angin malam
Dan aku masih saja mabuk
Oleh seteguk cinta yang kureguk dari bibirmu
Pada detik yang hilang
Kutitipkan waktu ,
untuk kita bertemu.......
Daun masih meneteskan butir-butir air
Saat hujan beranjak meninggalkan tanah yang basah
Gemersik ranting menendangkan lagu senja
saat desah angin menggesek dawai biola
Kulukis wajah kasihku dalam imaji
Lantas kubingkai dengan warna warni bunga
Kupersembahkan setangkai cinta untuknya
Lalu kusenandungkan tembang asmaradahana
Dan, akupun kian rindu
Untuk menyibakkan sehelai rambut di keningmu
Untuk memandang senyum manis di bibirmu
Untuk menyelami kilau bintang di matamu......
andai kau tahu segala yang bergejolak di hatiku
andai kau tahu segala yang terpendam di dadaku
sampai detik inipun, aku masih terus berharap
sampai detik inipun, aku tepis segala noda tentangmu
aku tak tahu penantian mana lagi yang aku tunggu
janji mana lagi yang aku nanti
andai aku punya seribu tangan
pasti akan kuulurkan semua untukmu
andai aku punya seribu sayap
pasti akan kuajak kau terbang...
tapi mengapa... ?
tanyakupun tertampar oleh kebisuan yang beku
suarakupun tercekat dalam gulita malam yang pekat
kusulam lagi sehelai demi sehelai asa yang terkoyak
kurajut lagi pola-pola yang tercerai berai
aku hanya punya dua tanganyang bisa kutengadahkan dalam untaian doa
yang tak putus kuurai bersama hembus angin malam yang dingin
hanya itu yang bisa kupersembahkan padamu
hanya itu.....
Sumber: My Husband Arnes Arviantos Poem's
http://situsarnes.blogspot.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment